Tugas 3 – Pengorganisasian
1.
Pengorganisasian
v Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) berasal dari kata organismyang
berarti suatu susunan yang terdiri dari bagian-bagian yang dipadukan secatra
sistemik dan saling mengikat, saling tergantung dan secara total diarahkan ke
tujuan tertentu.
Fungsi dari suatu pengorganisasian adalah mengelola semua kegiatan dan
merancang rencana kegiatan menjadi suatu susunan tugas dan wewenang sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Dalam beberapa hal, fungsi pengorganisasian
antara lain :
(1) Merancang dan menetapkan tanggung jawab serta wewenang
tiap-tiap pekerjaan perorangan
(2) Menentukan pengelompokan pekerjaan ke dalam tiap-tiap
bagian yang spesifik.
v Teori-teori Organisasi
Teori
organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau
pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil
bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan,
adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada 9
macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori
proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori
organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik. Teori organisasi klasik
disebut juga teori organisasi tradisional, teori organisasi spesialisasi, atau
teori struktural. Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya : (1) prinsip
penetapan tujuan yang jelas; (2) prinsip kesatuan perintah; (3) prinsip
keseimbangan; (4) prinsip pendistribusian pekerjaan; (5) prinsip rentangan
pengawasan; (6) prinsip pelimpahan wawasan; (7) prinsip departementasi; (8)
prinsip penetapan pegawai yang tepat; (9) prinsip koordinasi dan (10) prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.
2. Teori Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi
birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus
menjalankan strategi sebagai berikut: a. Pembagian dan penugasan
pekerjaan secara khusus, b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab
kepada atasannya langsung, c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi
kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian
disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal, e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada dataperaturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal, e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu berdasarkan kepada dataperaturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas
3. Teori Human Relations. Teori ini disebut juga
teori hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja
kemanusiaaan atau thehuman relations theory. Suatu hubungan dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian
sehingga pihak lain merasa puas. Pengertian tersebut dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu hubungan manusia secara luas dan secara sempit. Dalam arti
luas hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara hubungan seseorang dengan
orang lain yang terjadi dalam suatu situasi dan dalam semua bidang kegiatan
atau kehidupan untuk mendapatkan suatu kepuasan hati.
4. Teori Organisasi perilaku. Teori ini disebut
merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi perilaku anggota
organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya, berhasil tidaknya
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.
5. Teori Organisasi Proses. Suatu teori yang
memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang
tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam
arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan
prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan. Teori ini
beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung
sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga
mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien dan efektif.
7. Teori Organisasi Fungsi. Fungsi adalah
sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai tujuan
organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin atau
manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating), pengawasan
(Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini
berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat
disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang memuat ketentuan
pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah yang memuat
program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di
tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini
berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan
baik dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan
situasi tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis
sendiri.
Dari
semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi.
Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan
dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
2. Struktur Organisasi
v Pembagian kerja
Pembagian
kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan
kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus
menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja
harusrasional/objektif,
bukan emosional subyektif
yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan
adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right
place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja.
Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.
kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin
menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang
manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip
utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Tujuan
suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana
individu-individu tidak dapat mencapai sendiri. Kelompok dua
atau lebih orang yang bekerja bersama secara koopeatif
dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada
dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut SYNERGY. Tiang
dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (divisi
of labor) yang memungkinkan Synergi terjadi.
Sebagai
contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : diamana
ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter
tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini
efektif karena bila hanya komponen kecil dari pekerjaan
yang dilaksanakan kualifikasi personalia yang rendah digunakan dan
latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang
percuma dari komponen pekerja yang besar diminimumkan. Lebih dari itu
pembagian pekerjaan mengarahkan penanaman pada peralatan dan
mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.
Namun
demikian, beberapa penulis telah menunjukan adanya
konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian
kerja bila hal ini dilaksanakan secara ekstrim ini akan menimbulkan
kebosanan keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan
ketidak efisienan dan bukan efisiensi.
v Bentuk-bentuk organisasi
a. ORGANISASI LINI (LINE
ORGANIZATION)
Diciptakan
oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, sejak dari
pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon
satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang
atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi
Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya : Perbengkelan,
Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Ciri-ciri :
-
Hubungan antara atasan dan
bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
-
Jumlah karyawan sedikit
-
Pemilik modal merupakan pemimpin
tertinggi
-
Belum terdapat spesialisasi
-
Masing-masing kepala unit
mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
-
Struktur organisasi sederhana
dan stabil
-
Organisasi tipe garis biasanya
organisasi kecil
-
Disiplin mudah dipelihara
(dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan
penggunaan organisasi tipe garis adalah :
-
Ada kesatuan komando yang
terjamin dengan baik
-
Disiplin pegawai tinggi dan
mudah dipelihara (dipertahankan)
-
Koordinasi lebih mudah
dilaksanakan
-
Proses pengambilan keputusan dan
instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
-
Garis kepemimpinan tegas, tidak
simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga
semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
-
Rasa solidaritas pegawai
biasanya tinggi
-
Pengendalian mudah dilaksanakan
dengan cepat
-
Tersedianya kesempatan baik
untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
-
Adanya penghematan biaya
-
Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan
organisasi garis adalah :
-
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan
seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
-
Pembebanan yang berat dari
pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
-
Adanya kecenderungan pimpinan
bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
-
Kesempatan pegawai untuk
berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
-
Organisasi terlalu tergantung
kepada satu orang, yaitu pimpinan
-
Kurang tersedianya saf ahli
b. ORGANISASI LINI DAN
STAF (LINE AND STAFF ORG)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz
komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para
staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan
Ciri-ciri :
-
Hubungan atasan dan bawahan
tidak bersifat langsung
-
Pucuk pimpinan hanya satu orang
dibantu staff
-
Terdapat 2 kelompok wewenang
yaitu lini dan staff
-
Jumlah karyawan banyak
-
Organisasi besar, bersifat
komplek
-
Adanya spesialisasi
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf adalah :
-
Asas kesatuan komando tetap ada.
Pimpinan tetap dalam satu tangan.
-
Adanya tugas yang jelas antara
pimpian staf dan pelaksana
-
Tipe organisasi garis dan staf
fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
-
Pengembalian keputusan relatif
mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
-
Koordinasi mudah dilakukan,
karena ada pembagian tugas yang jelas.
-
Disiplin dan moral pegawai
biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
-
Bakat pegawai dapat berkembang
sesuai dengan spesialisasinya.
-
Diperoleh manfaat yang besar
bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan
dari bentuk organisasi garis dan staf adalah :
-
Kelompok pelaksana terkadang
bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
-
Solidaritas pegawai kurang,
karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal
-
Sering terjadi persaingan tidak
sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang
penting
-
Pimpinan lini mengabaikan advis
staf
-
Apabila tugas dan tanggung jawab
dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan
menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
-
Penggunaan staf ahli bisa
menambah pembebanan biaya yang besar
-
Kemungkinan pimpinan staf
melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
-
Kemungkinan akan terdapat
perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan
tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
c. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL
ORG)
Diciptakan
oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang
menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri :
-
Pembidangan tugas secara tegas
dan jelas dapat dibedakan
-
Bawahan akan menerima perintah
dari beberapa atasan
-
Pekerjaan lebih banyak bersifat
teknis
-
Target-target jelas dan pasti
-
Pengawasan ketat
-
Penempatan jabatan berdasarkan
spesialisas
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional adalah :
-
Spesialisasi dapat dilakukan
secara optimal
-
Para pegawai bekerja sesuai
ketrampilannya masing-masing
-
Produktivitas dan efisiensi
dapat ditingkatkan
-
Koordinasi menyeluruh bisa
dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
-
Solidaritas, loyalitas, dan
disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
-
Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional adalah :
-
Pekerjaan seringkali sangat
membosankan
-
Sulit mengadakan perpindahan
karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya
memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
-
Sering ada pegawai yang
mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar
dilakukan
d. ORGANISASI LINI &
FUNGSIONAL (LINE & FUNCTIONAL ORG)
Suatu bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala
unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan
tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang
melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada
kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri :
-
Tidak tampak adanya perbedaan
tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan
-
Terdapat spesialisasi yang
maksimal
-
Tidak ditonjolkan perbedaan
tingkatan dalam pemabagian kerja
Kelebihan organisasi Lini dan fungsional adalah :
-
Solodaritas tinggi
-
Disiplin tinggi
-
Produktifitas tinggi karena
spesialisasi dilaksanakan maksimal
-
Pekerjaan – pekerjaan yang tidak
rutin atau teknis tidak dikerjakan
Kekurangan organisasi Lini dan fungisional adalah :
-
Kurang fleksibel dan tour of
duty
-
Pejabat fungsional akan
mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
-
Spesiaisasi memberikan kejenuhan
e. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL
DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND STAFF ORG)
Organisasi
ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan
fungsional.
Ciri-ciri :
-
Organisasi besar dan kadang sangat
ruwet
-
Jumlah karyawan banyak
Mempunyai 3 unsur karyawan pokok, yaitu :
-
Karyawan dengan tugas pokok
(line personal)
-
Karyawan dengan tugas bantuan
(staff personal)
-
Karyawan dengan tugas
operasional fungsional (functional group)
f. ORGANISASI KOMITE
(COMMITE ORG)
Suatu
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan
secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
I.
Executive Committee ( Pimpinan
Komite) yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
II.
Staff Committee yaitu orang –
orang yang hanya mempunyai wewenang staf
Ciri-ciri:
-
Adanya dewan dimana anggota
bertindak secara kolektif
-
Adanya hak, wewenang dan
tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan
-
Asas musyawarah sangat
ditonjolkan
-
Organisasinya besar &
Struktur tidak sederhana
-
Biasannya bergerak dibidang
perbankan, asuransi, niaga
Kelebihan organisasi komite adalah :
-
Pelaksanaan decision making
berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
-
Kepemimpinan yang bersifat
otokratis yang sangat kecil
-
Dengan adanya tour of duty maka
pengembangan karier terjamin
Kekurangan organisasi komite adalah :
-
Proses decision making sangat
lambat
-
Biaya operasional rutin sangat
tinggi
-
Kalau ada masalah sering kali
terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab
3. Departementasi
v Departementasi Fungsional
Adalah
pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk
satuan organisasi.Departemen ini merupakan bentuk organisasi yang paling umun
dan bentuk dasar dari departementasi.Individu dikelompokan berdasarkan ketrampilan,pengetahuan,dan
tindakan yang dilakukan.Misalkan organisasi dalam bagian administrasi,dan
bagian operasi.Pembentukan satuan organisasi yang masing-masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan,agar lebih tercapinya tujuan dengan tepat
dan efektif dalam penggunaan waktu.
Pada
departementasi fungsional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu:
1. Kebaikan
- Pendekatan
ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
- Menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi
- Memusatkan
keahlian organisasi
- Memungkinkan
pengawasan managemen puncak
- Tugasnya
jelas
- Pengetahuan
yang dibutuhkan tidak banyak
- Hanya
membutuhkan manager saja yang harus berwawasan luas
- Mudah
dijelaskan pada anggota jika ada persoalan
2. Kelemahan
- Menciptakan
konflik antar fungsi
- Adanya
kemacetan pelaksanaan tugas
- Umpan
balik yang lambat
- Memusatkan
pada kepentingan tugasnya
- Para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif:
- Kejenuhan
akibat monotonnya aktivitas
- Komunikasi
antar area tidak lancar jika ada problem
- Individu
dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hirarki
v Departementasi Devisional
Departementasi
ini berdasarkan pada divisi melihat produk,layanan,dan klien sebagai faktor dasar
pengelompokan.Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau
oportuniti dari luar organisasi.Misalnya organisasi otomotif,organisasi terbagi
atau divisi otomotif,divisi internasional,divisi keuangan,divisi
keamanan.Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk,wilayah,langganan,dan
proses,dimana tiap divisi merancang,memproduksi dan memasarkan produknya
sendiri.
Pada
Departementasi Devisional ini terdapat kebaikan dan kelemahan yaitu
antara lain:
1. Kebaikan
-
Semua kegiatan,ketrampilan,keahlian
untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang
kepala
-
Semua kegiatan mudah untuk
dikordinasi dan prestasi kerja dipelihara
-
Kualitas dan kecepatan pembuatan
keputusan meningkat
-
Menempatkan pengembangan dan
implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
-
Merumuskas tanggung jawab dengan
jelas dan perhatian dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja
-
Membebaskan para kepala
eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas
-
Cocok untuk lingkungan yang
cepat berubah
-
Mempertahankan spesialisasi
fungsional dalam setiap divisi.
2. Kelemahan
-
Berkembangnya persaingan
disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas
dan prioritas
-
Seberapa besar delegasi wewenang
diberikan
-
Masalah kebijaksanaan dalam
alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan.
-
Menimbulkan konsistensi
kebijaksanaan antar divisi
-
Masalah duplikasi sumber daya
dan peralatan yang tidak perlu.
4. Organisasi proyek dan matrik
Merupakan
bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan
mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional
dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi
menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan
ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut
pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer
proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu
proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota
kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka
ditarik kembali.
Struktur Organisasi Matriks
Pada
prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua
atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu
fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai
perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang
dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas
aliran wewenang
Kebaikan :
-
Memaksimumkan efisiensi
penggunaan manajer fungsional.
-
Mengembangkan ketrampilan dan
kreatifitas karyawan serta fleksibilitas
kepada organisasi.
kepada organisasi.
-
Melibatkan motivasi dan
menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan
yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
-
Menstimulasi kerja sama antar
disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan
dan orientasi proyek.
dan orientasi proyek.
-
Mampu mengombinasi kelebihan
pola fungsional dan divisional
-
Menekankan pada teknik dan pasar
-
Memerlukan
sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik
dan pemasaran
dan pemasaran
Kelemahan :
-
Adanya pertanggungjawaban ganda
dan kebijaksanaan yang kontradiktif
-
Memerlukan
koordinasi vertikal dan horisontal.
-
Memerlukan lebih banyak
ketrampilan antar pribadi.
-
Menimbulkan resiko timbulnya
perasaan anarki.
-
Sangat mahal untuk di
implementasikan.
-
Mendorong pertentangan kekuasaan
dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
-
Sangat mahal
-
Kesatuan komando bisa hilang
karena individu memiliki lebih dari satu supervisor
5. Koordinasi
v Kebutuhan akan koordina-si
Untuk
melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan )dalam
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah
bawahanyang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang
manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa
koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan
koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi, selaras dan seimbang. Kebutuhan
koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan
tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip
rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan
secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan koordinasi
saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat
3 (tiga) macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yangmenyatu
(pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yangberurutan
(sequential interdependece)
Dimana
suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbalbalik
(reciprocal interdependence)
Merupakan
hubungan member dan menerima antarsatuan organisasi.
v Masalah-masalah Penca-paian Koordinasi yang efektif
Empat
tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan
departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W.
Lorch adalah:
1.
Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para
anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka
sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2.
Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan
masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek.
Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka
panjang.
3.
Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan
komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agarprosesnya lancar, sedang
bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang
dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4.
Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam
organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda
untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
v Pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar
ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada
dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan
untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik
Manajemen Dasar
Untuk
mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik
manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum
kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif
tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
v Mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar
Dalam
pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui mekanisme-mekanisme apa saja yg
harus di perhatikan :
1.
Hirarki manajerial.
Rantai
perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab
dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.
Aturan dan prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
v
Meningkatkan
koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial
menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Sistem informasi vertikal.
Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui
mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran,
keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan
informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan
dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
-
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat
meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
-
Peranan penghubung, yang
menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya
saluran komunikasi.
-
Panitnya dan satuan tugas.
Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang
dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk
masalah-masalah khusus.
-
Pengintegrasian peranan-peranan,
yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila
suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi
dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
-
Peranan penghubung manajerial,
yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang
diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi
pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif
mengoordinasikan tugas tertentu.
-
Organisasi matriks, suatu
mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang
komplek
6. Pengurangan kebutuhan akan
koordinasi
Dalam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan sumber
daya-sumber daya tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi
kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi.
Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan)
Komentar :
Dalam
lingkungan kita pasti banyak sekali macam-macam organisasi, tapi organisasi itu
dibentuk dalam rangka tujuan tertentu dan memiliki manfaat yang berbeda pada
masing-masing organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut banyak yang
harus dilakukan oleh para anggota dan ketua. Pemimpin/ketua organisasi harus
pintar dalam mengkoordinasikan anggota-anggota organisasinya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar