Tugas 2 - Perencanaan
1.
Proses
Perencanaan
- Pengertian
Perencanaan
Perencanaan adalah cara berpikir mengenai
persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa datang,
berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan – keputusan kolektif dan
mengusahakan kebijakan dan program.
Beberapa
ahli lain merumuskan perencanaan sebagai mengatur
sumber-sumber yang langka secara bijaksana dan merupakan pengaturan dan
penyesuaian hubungan manusia dengan lingkungan dan dengan waktu yang akan
datang. Definisi lain dari perencanaan adalah
pemikiran hari depan, perencanaan berarti pengelolaan, pembuat keputusan, suatu
prosedur yang formal untuk memperoleh hasil nyata, dalam berbagai bentuk
keputusan menurut sistem yang terintegrasi.
Menurut
Wilson, Pengertian Perencanaan merupakan salah satu proses
lain, atau merubah suatu keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh
perencanaan atau oleh orang/badan yang di wakili oleh perencanaan itu.
Perencanaan itu meliputi : Analisis, kebijakan dan rancangan.
o 4 Tahap dasar perencanaan
Berikut ini empat tahap dasar pembuatan
perencanaan yang baik.
-
Tahap 1: Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan perusahaan. Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, penggunaan sumber daya perusahaan tidak efektif.
-
Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan kondisi perusahaan sekarang
dan tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk
pencapaian tujuan, adalah sangat penting. Karena tujuan dan rencana menyangkut
waktu akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana
dapat dirumuskan untuk menggambarkan kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik.
-
Tahap 3: Mengindentifikasikan segala kemudahan dan
hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan
dan hambatan perlu di identifikasikan, untuk mengukur kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor
lingkungan dalam dan luar yang dapat membantu perusahaan mencapai
tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan,
antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi
di waktu mendatang, adalah bagian penting dari proses perencanaan.
-
Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi
pengembangan berbagai pilihan kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian
pilihan kegiatan terbaik (paling memuaskan) di antara pilihan
yang ada.
o Rencana Operasional
Perencanaan operasional adalah bagian dari
rencana kerja strategis. Ini menggambarkan cara-cara jangka pendek mencapai
tonggak dan menjelaskan bagaimana, atau apa sebagian, rencana strategis akan
dimasukkan ke dalam operasi selama periode operasional yang diberikan, dalam
kasus aplikasi komersial, satu tahun fiskal atau istilah lain anggaran yang
diberikan. Rencana operasional adalah dasar untuk, dan pembenaran dari sebuah
permintaan anggaran operasi tahunan. Oleh karena itu, rencana strategis lima
tahun akan membutuhkan lima (5) rencana operasional didanai oleh lima anggaran
operasional.
Rencana operasional harus menetapkan kegiatan
dan anggaran untuk setiap bagian organisasi untuk 1 berikutnya - 3 tahun.
Mereka menghubungkan rencana strategis dengan kegiatan organisasi akan
memberikan dan sumber daya yang diperlukan untuk membebaskan mereka. Rencana operasional menarik
langsung dari rencana lembaga dan program strategis untuk menjelaskan misi
lembaga dan program dan tujuan, tujuan program, dan kegiatan program. Seperti
rencana strategis, rencana operasional alamat empat pertanyaan:
Dimana kita sekarang?
Dimana kita sekarang?
Kemana kita ingin menjadi?
Bagaimana kita sampai di sana?
Bagaimana kita mengukur kemajuan kita?
OP adalah baik yang pertama dan langkah
terakhir dalam mempersiapkan permintaan anggaran operasional. Sebagai langkah
pertama, OP menyediakan rencana untuk alokasi sumber daya; sebagai langkah
terakhir, OP dapat dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan kebijakan atau
keputusan keuangan yang dibuat selama proses pengembangan anggaran.
Rencana operasional harus disiapkan oleh orang-orang yang akan terlibat dalam implementasi. Sering kali ada kebutuhan untuk lintas departemen yang signifikan dialog sebagai rencana yang dibuat oleh satu bagian organisasi pasti memiliki implikasi untuk bagian lain. Rencana operasional harus memuat:
Rencana operasional harus disiapkan oleh orang-orang yang akan terlibat dalam implementasi. Sering kali ada kebutuhan untuk lintas departemen yang signifikan dialog sebagai rencana yang dibuat oleh satu bagian organisasi pasti memiliki implikasi untuk bagian lain. Rencana operasional harus memuat:
tujuan yang jelas
kegiatan yang akan disampaikan
standar mutu
hasil yang diinginkan
staf dan sumber daya persyaratan
jadwal pelaksanaan
proses untuk memantau kemajuan.
Rencana operasional adalah bagian ketiga dari
menyelesaikan Rencana Strategis Anda. Ini mendefinisikan bagaimana Anda akan
beroperasi dalam praktek untuk melaksanakan tindakan Anda dan rencana
pemantauan - apa kebutuhan kapasitas Anda, bagaimana Anda akan terlibat sumber
daya, bagaimana Anda akan menghadapi risiko, dan bagaimana Anda akan memastikan
keberlanjutan pencapaian proyek.
Rencana Operasional biasanya tidak ada sebagai
satu rencana mandiri tunggal, melainkan komponen kunci yang terintegrasi dengan
bagian lain dari Rencana Strategis keseluruhan.
Komponen kunci dari Rencana Operasional lengkap termasuk analisis atau diskusi dari:
Komponen kunci dari Rencana Operasional lengkap termasuk analisis atau diskusi dari:
• Persyaratan Kapasitas Manusia dan Lain-lain - Kapasitas manusia dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan proyek Anda, dan sumber-sumber Anda saat ini dan potensi sumber daya tersebut. Juga, kapasitas lain kebutuhan yang diperlukan untuk mengimplementasikan proyek Anda (seperti sistem internal, struktur manajemen, mitra terlibat dan NOS Jaringan dan PO, dan kerangka kerja hukum yang mendukung).
• Persyaratan Keuangan - Dana yang diperlukan untuk melaksanakan proyek Anda, sumber-sumber Anda saat ini dan potensi dana, dan sumber daya Anda yang paling kritis dan kesenjangan pendanaan.
• Penilaian Risiko dan Strategi Mitigasi - Apa resiko yang ada
dan bagaimana mereka dapat diatasi.
• Perkiraan Proyek Masa Hidup, Keberlanjutan, dan Strategi Keluar - Berapa lama proyek Anda akan bertahan, kapan dan bagaimana Anda akan keluar dari proyek Anda (jika itu layak dilakukan), dan bagaimana Anda akan memastikan kesinambungan prestasi proyek Anda.
• Perkiraan Proyek Masa Hidup, Keberlanjutan, dan Strategi Keluar - Berapa lama proyek Anda akan bertahan, kapan dan bagaimana Anda akan keluar dari proyek Anda (jika itu layak dilakukan), dan bagaimana Anda akan memastikan kesinambungan prestasi proyek Anda.
o Rencana Strategik
Manajemen strategi terdiri dari dari dua kata
; manajemen dan strategi. Manajemen berarti pengaturan atau pengelolaan.
Sedangankan strategi, menurut bahasa strategi yang berasal dari bahasa Yunani
strategos atau strategeus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti
jenderal, namun dalam Yunani kuno sering berarti perwira negara
(state officer) dengan fungsi yang luas (Salusu 2003 :85 ).
Manajemen strategi adalah suatu proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang mengarah kepada pengembangan strategi
yang efektif atau yang membantu perusahaan mencapai tujuannya (Johanes:2011).
Manajemen strategis sangat berkaitan dengan keputusan startegis pula. Johanes
(2011) menyatakan bahwa, Keputusan strategi adalah berkaitan dengan
definisi bisnis, produk dan pasar yang akan dilayani, fungsi yang akan
dilaksanakan, dan kebijakan utama.
Organisasi dapat melakukan rencana strategik
apabila:
1. dapat
menggambarkan masa depan dengan jelas
2. dapat merumuskan misi
3. dapat membedakan misi dengan misi organisasi di
atasnya
4. dapat mengetahui customer yang penting
5. memiliki pemimpin yang menghayati perlunya
kualitas dan produktivitas
Manfaat
Perencanaan strategic sebagai berikut:
1. dapat
memperkuat "critical mass" menjadi tim kompak untuk mencapai tujuan
bersama
2. dapat membantu
untuk mengoptimisasikan performance organisasi
3. dapat
membantu pimpinan untuk selalu memusatkan perhatian dan menganut kerangka bagi
upaya perbaikan secara kontinu
4. memberikan
pedoman bagi pengambilan keputusan sehari-hari
5. dapat
memberikan kemudahan untuk mengukur kemajuan organisasi dalam usaha mencapai
tujuannya untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas.
Model Perencanaan strategic:
1. Kegiatan
pra-perencanaan; dimana pimpinan dapat meminta coordinator TQM sebagai
konsultan dan meniapkan logistic guna mendukung Perencanaan
2. Penilaian
organisasi; membuat rumusan kasar atas misi, vision, asas-asas penuntun dan
asumsi perncanaan serta mengadakan penilaian terhadap lingkungan internal dan
eksternal organisasi.
3. Misi; adalah
pernyataan tentag tujuan yang relative tetap. Menjelaskan apa yang harus
dikerjakan , untuk siapa dan bagaimana mengerjakannya.
4. Vision; adalah
gambaran ideal tentang dimana dan bagaimana organisasi berwujud di waktu yang
akan datang.
5. Asas-asas
penuntun; adalah pola nilai-nilai yang perlu dianut oleh tata laku anggota
organisasi.
6. Asumsi
Perencanaan; adalah keyakinan yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan
tentang kejadian internal dan eksternal dalam organisasi.
7. Tujuan
strategic; merupakan keinginan yang hendak dicapai dalam organisasi dalam
jangka panjang dan konsisten.
8. Strategi; yaitu
bagaimana tujuan strategic itu dicapai.
9. Kegiatan
pendukung; menjelaskan siapa yang akan melaksanakan kegiatan dan kapan
dilakukannya.
o Faktor waktu dan Perencanaan
Perencanaan
merupakan salah satu fungsi dari manajemen atau pengelolaan termasuk
pengelolaan komunikasi, baik ditinjau dari segi proses, bentuk maupun
komponen-komponen atau unsur-unsur.
Dari
sudut proses, pengelolaan mencakup unsur-unsur dalam manajemen, baik secara
lengkap maupun secara sederhana. Secara lengkap unsur-unsur tersebut terdiri
dari penelitian pengembangan (litbang); perencanaan; pengorganisasian;
pelaksanaan/ pengkomunikasian;monitoring/pengawasan; dan penilaian. Secara
singkat unsur tersebut dikenal dengan POAC (Planning Organizing, Actuating dan
Controlling). Setiap unsur harus mampu didefinisikan baik secara logis maupun
akademis. Dari masing-masing definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang
tindih. Proses pengelolaan, bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses
komunikasi.
Dari
sudut objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor untuk pelaksanaannya,
yaitu man, money, material, dan method untuk mencapai tujuan.
Di
samping faktor proses dan objek juga harus diperhatikan komponen-komponen dalam
proses komunikasi, seperti komunikator, pesan, media, komunikan,
efek, feed back, tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
Konsep
Dasar Perencanaan terutama yang menyangkut pengertian merupakan langkah
yang strategis di dalam menguasai konsep-konsep serta
indikator-indikator dari perencanaan itu sendiri.
Perencanaan
merupakan proses karya yang berkesinambungan sampai pada tahap pelaksanaan dan
bahkan sampai pada tahap evaluasi. Seorang perencana selalu berusaha
mengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktor, seperti orang, material,
dana dalam proses pengerjaan suatu kegiatan. Perencanaan juga merupakan langkah
kedua dalam pengelolaan kegiatan setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik
dari hasil penelitian maupun dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya
berfikir strategis dan tidak mantapnya perencanaan dalam kegiatan komunikasi
akan menimbulkan kontroversi daripada memecahkan masalah. Dalam perencanaan,
sering berkaitan dengan istilah goal dan objective di samping meliputi
pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus diadakan.
Proses
perencanaan melibatkan berbagai unsur di antaranya menurut Harold Koontz adalah
menentukan tujuan, menetapkan premis-premis serta mencari dan menyelidiki
berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang diambil.
Dalam
penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki berdasarkan pertimbangan untung
rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Harus disadari bahwa perencanaan banyak menghadapi faktor-faktor yang tidak
pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian terhadap kemungkinan tersebut sangat
sulit untuk dilakukan.
2. Penetapan Tujuan
o Misi dan Tujuan Organisasi
Misi adalah
suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi
• Etzioni Mendefinisikan
tujuan organisasi sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan
dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikannya dan sebagai pernyataan
tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya.
Maka
ada dua unsur penting dalam tujuan yaitu :
• Hasil-hasil
akhir yang diinginkan diwaktu yang akan datang
• Usaha-usaha
atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan.
Berbagai
fungsi tujuan organisasi, fungsi tersebut antara lain yaitu :
§ Pedoman
bagi kegiatan
§ Sumber
legitimasi (sah)
§ Standar
pelaksanaan
§ Sumber
motivasi
§ Dasar
rasional pengorganisasian
Tipe-Tipe
Tujuan
§ Tujuan
kemasyarakatan (societal goals), seperti memproduksi barang dan jasa,
mempertahankan pesanan, mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya dan
sebagainya.
§ Tujuan
keluaran (output goals), berkenaan dengan jenis keluaran dan bentuk fungsi
konsumsi, seperti barang konsumen, jasa bisnis, pemeliharaan kesehatan,
pendidikan dan sebaginya.
§ Tujuan
Sistem (system goals), pernyataan pelaksanaan fungsi organisasi, seperti,
penekanan pada pertumbuhan, stabilitas, laba. dll.
§ Tujuan
produk (product goals), atau lebih sering disebut tujuan karateristik
produk, seperti penekanan pada kualitas, gaya, keunikan keanekaragaman, dan
sebagainya.
§ Tujuan
turunan (derived goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan
kekuasaan dalam pencapaian tujuan. Seperti, pelayanan masyarakat, pengembangan
karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan lokasi
pabrik, dan sebagainya
Peter Drucker mengidentifikasi ada 7
bidang pokok dimana perusahaan harus menetapkan tujuan.
§ Posisi
pasar, perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar yang kan
direbut
§ Produktifitas,
tujuan produktifitas dapat ditetapkan dalam beberapa bidang mencakup
metoda-metoda kerja, kemajuan mesin dan peralatan, peningkatan efisiensi.
§ Sumber
daya fhisik dan keuangan, bagaimana sumber daya fhisik dan keuangan
organisasi akan dikembangkan dan digunakan.
§ Profitabilitas,
tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lainnya.
§ Inovasi,
ada kebutuhan terus menerus akan produk dan jasa baru dan inovatif.
§ Prestasi
dan pengembangan manajer, kelangsungan hidup banyak organisasi tergantung pada
kakuatan manajemen yang inovatif.
§ Prestasi
karyawan
o Fungsi tujuan
Sebelum
menentukan tujuan-tujuan terlebih dahulu harus menetapkan misi organisasi. Misi
adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi, misi
organisasi adalah maksud khas dan mendasar yang membedakan organisasi.
Tujuan
organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak
terdapat sekarang tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui
kegiatan-kegiatan organisasi.
Fungsi
tujuan organisasi
1. pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran
hasil akhir diwaktu yang akan datang. Memberikan arah dan pemusatan kegiatan
organisasi mengenai apa yang harus atau tidak dilakukan.
2. sumber legitimasi, melalui pembenaran
kegiatan-kegiatannya. Akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan sekitarnya.
3. standar pelaksanaan, memberikan standar langsung
bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi organisasi).
4. sumber motivasi, karena sering memberikan insentif
bagi para anggota.
5. dasar rasional pengorganisasian, karena antara
tujuan dan struktur organisasi salingberinteraksi dalam kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Fungsi
perumusan strategi organisasi sering juga digunakan istilah
“grand strategy”, termasuk diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan
(objective), kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang
bagaimana pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam
menjalankan strategi tersebut. Organization planning memberikan arah kepada
setiap awak organisasi, kemana organisasi akan dibawa ke masa yang akan datang.
Ditinjau
secara hirarki, fungsi ini berada pada tingkatan tertinggi. prosesnya
memerlukan pemahaman yang mendalam serta analisis yang cermat
dan cerdas tentang berbagai perkembangan kondisi lingkungan
strategik, seperti perkembangan teknologi, ekonomi sosial budaya, politik,
bahkan bagi beberapa organisasi diperlukan kajian tentang sejarah masa lalu.
Permasalahan
yang dihadapi sangat kompleks dan dinamis, sehingga penuh ketidakpastian, namun
harus dapat dikenali secara cerdas untuk mengurangi tingkat ketidakpastian
tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya abstraksi kuat,
kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap perkembangan lingkungan
strategik, serta melakukan sintesa terhadap perkembangan iptek. Tujuan utama
dari penyelengaraan ini adalah tercapainya tujuan secara efektif.
o Managemen By Objective (MBO)
Pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker
dalam bukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Management by
objective dapat juga disebut sebagai manajemen berdasarkan sasaran, manajemen
berdasarkan hasil (Management by Result), Goals management, Work planning and
review dan lain sebagainya yang pada intinya sama. Management by objective
menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan yang efektif,
dengan menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal maupun informal, pertama
dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali atas
pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO singkatan dari management by
objective yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para manajer
dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dengan bentuk misi atau
sasaran, yang dapat diukur dimana penggunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi
pengoperasian satuan kerja.
Management by Objectives (MBO) adalah metode
penilaian kinerja karyawan yang berorientasi pada pencapaian sasaran kerja.
Pada metode MBO, setiap individu karyawan memiliki sasaran kerjanya
masing-masing, yang bersesuaian dengan sasaran kerja unitnya untuk satu periode
kerja. Penilaian kinerja dalam metode MBO dilakukan di akhir periode mengacu
pada realisasi sasaran kerja. Adapun Rank Inclusion in Criteria Hierarchies
(RICH), berperan sebagai metode pada proses pembobotan atas Key Performance
Indicator (KPI) karyawan yang mencerminkan hasil pencapaian sasaran kerja
karyawan yang sedang dinilai kinerjanya. Dengan metode RICH, sistem dapat
melakukan komputasi atas performansi kerja pegawai.
. Sistem Management By Objective Yang
Efektif
1. Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan
organisasi, sehingga dia harus berjumpa dengan bawahannya untuk memberikan
penetapan tujuan dan menilainya.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan
dalam nilai tertentu yang dapat diukur, sehingga antara manajer dan bawahan
mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang diharapkan oleh manajemen puncak,
sehingga dapat diketahui antara individu dengan tujuan organisasi secara
keseluruhan.
3. Tujuan perseorangan, dimana antara manajer dan bawahan
harus merumuskan tujuan bersama dan tanggung jawab terhadap bagiannya secara
jelas guna memahami tentang apa yang akan dicapai.
4. Perlunya partisipasi semua pihak, dimana semakin besar
partisipasi dari semua anggota, maka semakin besar tujuan yang akan tercapai.
5. Otonomi dan implementasi rencana, disini bawahan dan
manajer bebas untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program-program
pencapaian tujuannya.
6. Peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara
periodik terhadap kemajuan tujuan.
Kebaikan dan kelemahan MBO:
Kebaikan:
1. Mengetahui apa yang diharap-harapkan dari organisasi.
2. Membantu manajer membuat tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi vertikal antara manajer dengan
bawahan
4. Membuat proses evaluasi.
Kelemahan:
1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO, dalam konsumsi waktu dan biaya yang besar.
1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO, dalam konsumsi waktu dan biaya yang besar.
2. Dalam hal pengembangan dan implementasi
program-program MBO.
3. Pebuatan Keputusan
o Tipe-tipe keputusan
Tipe
Keputusan yaitu ada 2 :
1. Keputusan
yang terprogram yaitu keputusan yang terstruktur, yang muncul berulang-ulang
pada contoh ini saya akan menganalisis sebuah toko baju yang berada
di daerah limus pratama. Keputusan yang terprogram adalah ketika menempatkan
dimana baju-baju itu diletakkan,kapan harus buka dan tutup, pergantian pegawai
dll.
2. Keputusan
yang tidak terprogram yaitu muncul karena adanya masalah
yang luar biasa, tidak ada pedoman yang cukup rinci contoh nya dr
toko baju tadi yaitu ketika ingin buka cabang baru kenapa termasuk keputusan
tidak terprogram?karena tidak setiap hari buka cabang baru jadi tidak ada
pedoman.
o Proses pembuatan keputusan
Proses
pengambilan keputusan adalah proses menentukan suatu jalan keluar dengan
berkomunikasi secara bersama-sama atau secara universal diartikan sebagai
pemilihan diantara berbagai alternatif mencakup pembuatan pemilihan maupun
pemecahan masalah. Keputusan terdiri dari :
-
Keputusan Strategis, keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari
suatu organisasi.
- Keputusan Taktis, keputusan yang diambil oleh manajemen menengah.
- Keputusan Operasional, keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
- Keputusan Taktis, keputusan yang diambil oleh manajemen menengah.
- Keputusan Operasional, keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Proses
Pengambilan Keputusan menurut para Ahli:
♠
Menurut Herbert A Simon, proses pengambilan keputusan pada hakekatnnya terdiri
atas tiga langkah utama, yaitu :
1.
Kegiatan Intelejen: Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan untuk mengambil keputusan
2.
Kegiatan Desain: Menyangkut
pembuatan pengembangan dan pengaanalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin
dilakukan.
3.
Kegiatan Pemilihan: Menyangkut
pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari berbagai alternative yang
tersedia.
♠
Menurut Scoot dan Mitchell, proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Proses
pencarian tujuan
2. Formulasi
tujuan
3. Pemilihan
alternative
4.
Mengevaluasi hasil
♠
Menurut Elbing ada lima langkah dalam proses pegmbilan
keputusan. Anatara lain :
1. Indentifikasi
masalah
2.
Pengumpulan dan analisis data yang relevan
3.
Pengembangan dan evaluasi berbagai kemungkinan alternative
4. Pemilihan
alternative terbaik
5.
Implementasi keputusan dan evaluasi hasil
Teknik-teknik Penambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
-
Brainstroming, berusaha menggali dan mendapat kreatifitas maksimum dari
kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan idenya.
- Synectics,
didasarkan pada asumsi bahwa poses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan untuk
meningkatkan keluaran yang kreatif
b. Teknik
Parsipatif
Individu atau
kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
c. Teknik
Modern
-
Teknik Delphi
- Teknik
Kelompok Nominal
4. Keterlibatan bawahan dalam
pembuatan keputusan
Para
manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan,
keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan
keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.
1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak
manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia
lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain.
Berbagai kebaikandan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
|
Kelemahan
|
1. Dalam pengembangan tujuan,
kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih besar.
2. Dalam
pengembangan alterna-tif, usaha individual para anggota kelompok dapat
memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional
organisasi.
3. Dalam penilaian alternatif,
kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
4. Dalam pemilihan alternatif
kelompok lebih dapat meneri-marisiko disbanding pembuat keputusan
individual.
5. Karena berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individudal lebih
termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
6. Kreativitas yang lebih besar
dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang
berbeda- beda.
7. Implementasi suatu keputusan
apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para
manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab,
keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa
bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
8. Berdasarkan pertimbangan nilai
dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok
sangant memakan biaya.
9. Pembuatan keputusan kelompok
adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
10. Keputusan kelompok, dalam
berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya
keputusan kelompok.
11.
Bila
atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan,
keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
1. Implementasi suatu keputusan
apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para
manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab,
keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa
bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2. Berdasarkan pertimbangan nilai
dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok
sangant memakan biaya.
3. Pembuatan keputusan kelompok
adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
4. Keputusan kelompok, dalam
berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya
keputusan kelompok.
5.
Bila
atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan,
keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
Komentar :
Semua
kegiatan pasti membutuhkan perencanaan yang matang agar hasilnya maksimal
seperti yang dikehendaki. Pada makalah ini dijelaskan bagaimana menyusun
perencanaan yang baik dan benar, dan bagaimana pentingnya sebuah perencanaan
itu, dimana dalam perencanaan terrsebut semuanya harus dilakukan dengan
maksimal.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar