TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
“CINTA KASIH & MANUSIA DENGAN
PENDERITAAN”
DOSEN : PRASETYO BONIFASIUS
DISUSUN OLEH:
WULAN SULISTIOWATI
1B116132
4KA47
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehhadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
untuk Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar yang bertemakan tentang Manusia dan Cinta
Kasih serta Manusia dengan Penderitaan. Untuk manusia dan cinta kasih, dalam
makalah ini membahas tentang pengertian dari cinta kasih, macam-macam cinta
menurut ajaran agama, pengertian kasih sayang, cara mewujudkan cinta kasih,
studi kasus yang berkaitan dengan tidak ada cinta kasih sesama manusia,
memberikan solusi dari studi kasus tersebut, dan memberikan studi kasus
pembanding. Dan untuk manusia dengan penderitaan, dalam makalah ini membahas
tentang pengertian penderitaan, siksaan, kekalutan mental, penderitaan dan
perjuangan, penderitaan, media massa dan seniman, pengaruh penderitaan terhadap
kelangsungan hidup manusia, studi kasus bagaimana penderitaan dapat membuat
manusia menjadi lebih baik, pendapat penulis tentang penderitaan dan kesusahan,
dan peranan penderitaan bagi penulis.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Akan tetapi diharapkan Makalah ini dapat
bermanfaat dalam mencari informasi mengenai manusia dan cinta kasih, serta
manusia dengan penderitaan. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang
atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan
kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Penderitaan
adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari
kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah untuk
makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian cinta kasih?
2. Apa pengertian penderitaan?
3. Apakah cinta kasih terhadap sesama manusia
dapat membantu manusia yang lain?
4. Apakah penderitaan dapat membuat
manusia menjadi lebih baik?
C. Tujuan
Tujuan dari
makalah ini adalah memahami apa itu cinta kasih pada sesama manusia, mengetahui
bahwa cinta kasih terhadap sesama manusia itu penting, memahami apa itu
penderitaan, bagaimana penderitaan dapat mempengaruhi manusia menjadi lebih
baik, perbedaan antara penderitaan dengan kesusahan bagi diri sendiri dan
peranan penderitaan untuk diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Materi Tentang Manusia Dan Cinta Kasih.
A. Pengertian
Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian cinta kasih, yaitu :
- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung
arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai.
Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
- Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
- Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
- Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
B. Macam-macam
Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika
cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi
di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari
kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan
anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
- Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan
menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi
dirinya,dan mengaktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan
berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan
keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi
dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan
kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat
terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan
baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat,
100:8)
“Diantara gejala lain yang
menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang
terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan
kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau
kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh
karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada
dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta
pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat
kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan
penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak
harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena
itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya
dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu
fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari
cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu
terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang
ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri
alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa
dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia
meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an
diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak
jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas
kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil
anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – : “Hai
..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama
orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak
dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan
pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan
mereka sendiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang
paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih
sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu
(benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia
kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan
lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada
sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua
setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
C.
Pengertian
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut
kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu
disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam
suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak
terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya.
Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan
perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu
terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
D.
Mewujudkan
Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih
dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
- Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus
dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri
terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian,
mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
2. Cara mewujudkan cinta pada sesama
manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan
yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja
bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan
penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang
menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).
3. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi
dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma
yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah
di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi
kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung,
melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan
doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari
segala kesusahan.
5. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi
rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah,
memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi
cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah
yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan
yang sudah di tentukan Nya.
7. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan
mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig,
amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
1.2 Studi Kasus Tentang Tidak Ada Cinta Kasih Terhadap Sesama Manusia
Liputan6.com, Bantul - Aksi kenakalan remaja berujung
kekerasan belakangan ini kembali marak terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Aksi itu tak jarang makan korban jiwa. Para pelaku menyebutnya klithih, dari istilah Jawa untuk
menunjukkan kegiatan mencari-cari atau mengkais-kais sesuatu di jalanan.
Aksi klithih yang melibatkan pelajar
itu dinilai tidak lepas dari faktor orangtua dan keluarga. Dosen Sosiologi
Kriminal UGM Suprapto menjelaskan fenomena klithih ini terjadi karena
sumbangsih orang tua dan keluarga dalam menjaga fungsi keluarga yang kurang
maksimal.
Sebab orang tua ataupun keluarga harus
maksimal dalam melihat perkembangan yang terjadi anaknya. Jika tidak maksimal
maka anak akan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan
masyarakat luas. Sehingga akan berpotensi salah memilih lingkungan dan terlibat
dalam kegiatan klithih.
"Saya melihat sisi internal
fungsi keluarga menipis. Fungsi keluarga dalam hal sosialisasi, pendidikan,
budaya, nilai dan norma. Dengan kondisi seperti itu sangat dimungkinkan menjadi
salah memilih tempat dan salah memilih lingkungan," kata Suprapto saat
dihubungi Rabu 15 Maret 2017.
Suprapto
mengatakan kurangnya fungsi keluarga inilah yang membuat anak anak itu dapat
dengan mudah masuk dalam kelompok tertentu seperti geng pelajar, kelompok lain
dengan kakak kelas, dan kelompok geng lainnya.
Saat
itulah mereka akan mendapat label baru dan semangat baru melalui doktrin yang
diberikan kakak kelas atau pentolan kelompok untuk melakukan kekerasan. Jika
tidak berani melakukan kekerasan maka biasanya akan didorong dengan minuman
keras.
Polisi
di Yogyakarta sendiri saat ini sangat tegas dalam menindak aksi kekerasan
terutama yang menyebabkan korban meninggal dunia. Bahkan beberapa pelaku
sebelumnya juga sudah diberi sanksi dan dihukum sesuai UU yang ada.
Namun
ia berpesan agar saat ditahan pelaku klithih yang masih anak anak ini jangan
sampai dalam penahanan dilakukan bersamaan dengan pelaku kejahatan lainnya
dangan usia lebih tua, dan kejahatan yang kompleks.
"Kalau
misalnya ditempatkan akan ditempatkan khusus akan ada efek jera. Namun bisa
saja tetap melakukan kejahatan tersebut karena tercekoki oleh miras tadi,"
ujarnya.
1.3 Solusi Studi Kasus No 2 dan Studi Kasus Tentang Cinta Kasih
Sebagai Perbandingan
A.
Solusi Studi
Kasus No 2
Solusi dari kasus pada nomor 2
menurut saya adalah perhatian dari orang tua yang harus lebih ekstra terhadap
anak, karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi
pribadi seorang anak, tetapi bukan dengan perhatian yang berlebihan karena itu
dapat membuat anak merasa tertekan.
B.
Studi Kasus
Perbandingan
Liputan6.com, Jakarta Program Sekolah Ramah Anak yang mulai
diterapkan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu
menekan atau mencegah aksi kekerasan yang menimpa maupun yang dilakukan siswa
sekolah.
"Sekolah menjadikan program
Sekolah Ramah Anak (SRA) untuk melakukan pendekatan dan membangun karakter
siswa jauh dari budaya kekerasan baik fisik, kekerasan verbal maupun
seksual," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Berbah, Sleman Sri Handayani,
seperti dikutip dari Antara, Kamis (16/3/2017).
Menurut dia, SRA merupakan program
yang diharapkan bisa mendorong terbangunnya proses belajar mengajar yang aman,
nyaman dan menyenangkan. Sehingga kegiatan tersebut melibatkan seluruh pemangku
kepentingan sekolah seperti guru, siswa, komite sekolah, termasuk orang tua
siswa.
"Kami coba menciptakan suasana
belajar mengajar yang nyaman sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan
optimal di sekolah. Tidak hanya hubungan antara siswa dan guru, tetapi juga
siswa dengan siswa lainnya. Sehingga tidak ada lagi unsur kekerasan seperti
'bullying' atau 'klithih' yang sudah sangat meresahkan," katanya.
Ia mengatakan, jika budaya belajar
yang dibangun di sekolah bisa berjalan baik dimungkinkan siswa tidak akan
mendekati atau terlibat dengan kegiatan yang berbau kekerasan.
"Komunikasi yang terbangun
antar siswa ataupun antara siswa dengan guru terbangun secara
kekeluargaan," katanya.
Staf Bidang Perlindungan Anak,
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten
Sleman Agnes Kurniati mengatakan, SRA sudah digulirkan di Sleman sejak tahun
lalu.
"Tahun ini ada sembilan sekolah
yang ditunjuk untuk memulai program tersebut dimana salah satunya yang ditunjuk
adalah SMP Negeri 3 Berbah," katanya.
Ia mengatakan, secara bertahap
seluruh sekolah di Sleman yakni jenjang SD dan SMP akan menjalankan program
sekolah ramah anak tersebut.
"Harapannya semakin banyak SRA
di Sleman, sehingga kenakalan remaja bisa dihilangkan," katanya.
Menurut dia, dalam program ini seluruh elemen
pembentuk sekolah dilibatkan termasuk orang tua. "Perhatian dari orang tua
di rumah, guru di sekolah diharapkan bisa membantu para siswa untuk tidak
terbawa pada arus tren negatif yang banyak terjadi di tengah masyarakat,"
katanya
2.1 Materi Tentang Manusia Dengan Penderitaan
A.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa yang
sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa
bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang
berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah,
depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia.
Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga
yang ringan. Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah
besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi
kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari
tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan
adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya.
Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami
kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai
terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan adalah termasuk
realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatupristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.
B.
Siksaan
Penderitaan biasanya di sebabkan
oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa
Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang
akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya
sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar –
besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
1. Claustrophobia dan agrophobia adalah
rasa takut terhadap ruangan tertutup.
2. Gamang adalah rasa takut
akan tempat yang tinggi.
3. Kegelapan adalah rasa takut
bila seseorang berada di tempat gelap.
4. Kesakitan merupakan ketakutan
yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
5. Kegagalan ketakutan dari
seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan.
C.
Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan
mental adalah sebagai berikut :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan,
patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi
khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan
pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi
social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya
norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan
si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu
mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak
menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan
persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan
yang bersangkutan mengalami gangguan
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi
timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan.
Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan
jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula
sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan
dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental:
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma
yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga
ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan
reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi
dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif,
bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil
hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal,
tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu
Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif,
bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.
D.
Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik
secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang
bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya
itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain
yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan
hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia
harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman
dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang
kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya
bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
E.
Penderitaan, media massa,
dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti
mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang
yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian
dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
F.
Pengaruh Penderitaan
Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap
optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa dirinya
menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang
banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan
dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan
dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan
mental sebagai berikut :
a)
Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b)
Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya
emosi, motivasi, atau antusiasme).
Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada
gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
G.
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi
menjadi 2 bagian sebagai berikut :
o Nasip buruk penderitaan ini
karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir adalah jika
takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise
merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
o Kehilangan orang
tua, setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat
dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan
sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak
berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada
tuhannya.
o Kemiskinan , banyak orang
yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang
telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak
bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur
manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
o Bencana, tidak ada seorang pun
yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja
dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan
anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di
sembuhkan.
2.2 Studi Kasus Bagaimana Penderitaan Dapat Mempengaruhi Manusia Menjadi Lebih Baik
Seorang anak lelaki buta sejak
diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone
Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
2.3 Berikan Pendapat Kalian Tentang Penderitaan Dan Kesusahan
Penderitaan adalah
situasi dimana manusia dihadapkan pada suatu kondisi yang membuat manusia
tersebut merasakan kesulitan, kesedihan, kekalutan, ketidakpercayadirian
seseorang. Sedangkan kesusahan adalah kondisi yang menyulitkan tetapi manusia
lebih bisa mengendalikan diri jika sedang dalam kondisi kesusahan dibandingkan
dengan penderitaan.
2.4 Peranan Penderitaan Bagi Diri Sendiri
Peranan penderitaan bagi saya
adalah kondisi yang bisa membuat saya menjadi lebih dewasa dalam menghadapi
suatu masalah dan mengingatkan saya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT.